BANDA ACEH – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar melaksanakan Kenduri Apam dan eksibisi Tet Apam dalam rangka menyemarakkan bulan Ra’jab. Kegiatan berlangsung di rumah dinasnya kawasan Neusu Jaya, Kecamatan Baiturrahman, Ahad (11/2/2024).
Eksibisi ini diikuti sejumlah kawula muda dan milenial yang peduli terhadap kuliner endatu Aceh tersebut. Dalam perhelatan itu, peserta berasal dari Asrama Putra dan Asrama Putri IMPM Mutiara Raya yang dibagi atas empat kelompok, laki-laki dan perempuan. Mereka memasak apam dalam jangka yang telah ditentukan kemudian diberi penilaian oleh dewan juri.
“Awalnya kita ingin ngumpul dan silaturahim dengan teman-teman di sela-sela kegiatan yang padat, sambil makan Apam di bulan Rajab. Kemudian ada ide agar lebih meriah, maka kita ajaklah adik-adik dari Asrama IMPM Mutiara Raya untuk bisa memeriahkan kenduri Apam dengan eksibisi. Alhamdulillah para undangan sangat terhibur, sambil menunggu makan Apam, kita bisa menyaksikan keahlian generasi milenial dalam Tet Apam,” jelas Farid.
Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar mengatakan, tet apam merupakan tradisi, budaya dan warisan kuliner endatu Aceh yang telah dipraktekkan zaman terdahulu. Sejak bulan Ra’jab masyrakat Aceh ramai-ramai memasak apam dan menikmatinya bersama keluarga bahkan dibagikan kepada tetangganya. Saat itu pula bulan Ra’jab bagi orang Aceh dikenal dengan buleun Apam.
Farid menyebutkan, ada banyak filosofi terkandung dalam perayaan buleun Apam, diantaranya mensyukuri nikmat Allah SWT sebelum datangnya bulan Ramadan, kemudian memperkuat silaturrahmi dan ukhwah sesama masyarakat Aceh, lalu memuliakan dan merawat tradisi endatu agar tidak punah di telan masa.
“Di gampong-gampong saat buleun Ra’jab, masyarakat Aceh selalu memasak apam. Hari ini di antara kita ada yang tidak pulang kampung, tapi kita melepas rindu dengan menggelar tradisi warisan endatu kita sekaligus meningkatkan syukur kepada Allah dengan khanduri Apam,” katanya.
Farid juga mengajak kepada pemuda Aceh agar terus mengajak untuk merawat tradisi yang berasal dari Pidie ini. Apalagi, tahun 2022 apam masuk daftar warisan budaya tak benda (WBTB) nasional.
“Mari kita lestarikan kuliner endatu tiap tahun ini sebagai upaya merawat warisan khususya bagi masyarakat dan generasi muda Pidie yang ada dimana saja,” ujarnya.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Hasanuddin Yusuf Adan mengatakan, Aceh memiliki banyak khazanah tersendiri, terutama dalam penyebutan bulan hijriyah salah satunya bulan Ra’jab yang identik dengan sebutan “buleun apam”. Dan bulan-bulan yang berhubungan dengan khanduri lainnya. Lantas menurutnya dengan banyaknya bulan khanduri maka tidak boleh melupakan ibadah salat semata.
“Biasanya kalau sudah makan orang ngantuk dan salat tinggal, tapi bagi masyarakat kita salat nomor satu harus diutamakan,” ujarnya.
Ketua Kelompok Putroe Apam sekaligus pemenang dalam eksibisi itu, Zahratun Raihan mengatakan, dirinya sangat senang mengikuti kegiatan tersebut. Baginya hal itu merupakan salah satu cara mempromosikan makanan khas Pidie kepada generasi Aceh sekaligus merawat kuliner “keuneubah endatu Aceh” tersebut.
“Terima kasih kepada Pak Farid Nyak Umar yang telah menyelenggarakan kenduri dan eksibisi ini, karena hal ini dapat memotivasi diri kami sendiri agar terus merawat warisan endatu Aceh ini, terutama bagi generasi milenial,” pungkasnya.[]